PUISI MUHAMMAD AZNI
"DINGIN" berbalut sutra, menimang waktu di balik senja pagi, menggelegar pergi diatas pohon- pohon cemara, sementara langit hari ini masih saja langit kemarin, burung - burung gereja terbang mengangkasa, memotret dunia dibalik awan hitam, lalu petir mewarnai pagi itu, memancarkan sinar kekuasaan, membuat seantero isi dunia tersentak, dari pelukan sutra, tapi aku masih saja berbalut sutra, menahan terkaman suhu pagi, menghindari bujuk mentari, tapi aku masih tetap saja dimanjakan, oleh pelukan sutra. Tarakan, 16 Mei 2013 MA