tugas-tugas komputer


TUGAS
KOMPUTER


Oleh:
Muhammad Azni
NPM :10.601020.076







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI BORNEO TARAKAN
TAHUN  2011

JAWABAN NO. 1
PARAGRAF
A. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alenia. Paragraf diserap dari bahasa inggris “paragraf”. Paragraf sedangkan kata alenia dari bahasa belanda, dari kata latin A LINEA yang berarti “Mulai dari baris yang baru”. Kata inggris paragraf terbentuk dari kata yunani “PARA” yang berarti “Sebelum”, dan “GRAFEIN” yang berarti, “Menulis atau menggores”.
Sehingga disimpulkan sedemikian, paragraf adalah satuan bahasa yang lengkap, yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Sebagi satuan bahasa yang lengkap artinya dalam paragraf tersebut terhadap konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh yang biasa dipahami oleh pembaca. Sedangkan paragraf mempunyai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti paragraf itu dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal.
Persyaratan gramatikal dalam paragraf dapat dipenuhi kalau dalam paragraf itu sudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam paragraf tersebut. Dalam paragraf kalimat-kalimat harus disusun dengan KOHESI (kesatuan dalam paragraph) memiliki koherensi (keterpautan makna), dan memiliki isi yang memadai sebagai pendukung dalam gagasan utama dalam paragraf.
Paragraf yang baik biasanya berisi atau mempunyai pikiran utama yaitu topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf dan berfungsi sebagai pengendali keseluruhan paragraf. 

B. Komputer Pertama
“KOMPUTER PERTAMA”

P
enemuan Komputer terbukti berperan penting dalam kehidupan di masa kini. Sebenarnya sebenarnya masih belum ada kesepakatan pasti untuk menyebut siapakah sebenarnya penemu dari mesin computer pertama kali. Namun, Jika Arti Komputer Ditekankan bukan semata-mata sebagai alat hitung menghitung elektronik, bolehlah disebut ENIAC sebagai computer pertama di dunia ini. Alasannya, ia sudah dapat deprogram untuk banyak kegunaan.


P
enemuan Komputer terbukti berperan penting dalam kehidupan di masa kini. Sebenarnya sebenarnya masih belum ada kesepakatan pasti untuk menyebut siapakah sebenarnya penemu dari mesin computer pertama kali. Namun, Jika Arti Komputer Ditekankan bukan semata-mata sebagai alat hitung menghitung elektronik, bolehlah disebut ENIAC sebagai computer pertama di dunia ini. Alasannya, ia sudah dapat deprogram untuk banyak kegunaan.

PANTAI SEMPU


S
iang itu udara pantai sempu terasa cukup panas. Tapi kesejukan pantai mulai terasa dibawah keteduhan pohon bakau ditepi pantai. Kendaraan2x laut berseliweran dengan bebasnya namun teratur meskipun tanpa traffic lgith (tidak seperti Jember). Kecuali 4 orang pemudayang sedang mendayung sampan yang nampak begitu sangat bersahaja terkadang kekiri, ke kanan, ke kiri, tapi untunglah tidak keatas atau kebawah. 












 


Siang itu udara pantai sempu terasa cukup panas. Tapi kesejukan pantai mulai terasa dibawah keteduhan pohon bakau ditepi pantai. Kendaraan-kendaraan laut berseliweran dengan bebasnya namun teratur meskipun tanpa traffic lgith (tidak seperti Jember).
Siang itu udara pantai sempu terasa cukup panas. Tapi kesejukan pantai mulai terasa dibawah keteduhan pohon bakau ditepi pantai. Kendaraan-kendaraan laut berseliweran dengan bebasnya namun teratur meskipun tanpa traffic lgith (tidak seperti Jember).




JAWABAN NO. 2
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
A . Pengertian Bahasa
            Bahasa adalah penggunaan kode Bahasa yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yan memiliki arti. Bahasa memiliki berbagai definisi bahasa sebagai berikut:
1.      Satu sistem untuk mewakili benda tindakan gagasan dan keadaan.
2.      Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka kedalam pikiran orang lain.
3.      Satu kesatuan sistem makna.
4.      Satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna.
5.      Satu cabang yang menepati tata bahasa yang ditetapkan. Contoh: (perkataan, kalimat, dan lain-lain).
6.      Satu system tuntunan yang akan dipahami oleh masyarakat linguistik.
B . Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Penelusuran perkembangan bahasa Indonesia bisa dimulai dari pengamatan beberapa inskripsi (batu bertulis) atau prasasti yang merupakan bukti sejarah keberadaan bahasa Melayu di kepulauan Nusantara. Prasasti-prasasti itu mengungkapkan sesuatu yang menggunakan bahasa Melayu, atau setidak-tidaknya nenek moyang bahasa Melayu. Nama-nama prasasti adalah:
1. Kedukan Bukit (683 Masehi),
2. Talang Tuwo (684 Masehi),
3. Kota Kapur (686 Masehi),
4. Karang Brahi (686 Masehi),
5. Gandasuli (832 Masehi),
6. Bogor (942 Masehi), dan
7. Pagaruyung (1356) (Abas, 1987: 24)

Prasasti-prasasti itu memuat tulisan Melayu Kuno yang bahasanya merupakan campuran antara bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta.
1.       Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Sungai Tatang di Sumatera Selatan, yang bertahun 683 masehi atau 605 Saka  ini dianggap prasasti yang paling tua, yang memuat nama Sriwijaya.
2.      Prasasti Talang  Tuwo, bertahun 684 Masehi atau  606 Saka, menjelaskan tentang konstruksi bangunan Taman Srikestra yang dibangun atas perintah Hyang sri-Jayanaca serbagai lambang keselamatan raja dan kemakmuran negeri. Prasasti ini juga memuat berbagai mantra suci dan berbagai doa untuk keselamatan raja.
3.      Prasasti kota Kapur di Pulau bangsa dan prasasti Karang Brahi di Kambi, keduanya bertahun 686 Masehi atau 608 Saka, isinya hampir sama, yaitu permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan kerajaan sriwijaya, agar menghukum para penghianat dan orang-orang yang menberontak kedaulatan raja. Juga berisi permohonan keselamatan bagi mereka yang patuh, taat, dan setia kepada raja Sriwijaya.
Selain  berbagai prasasti tersebut, terdapat pula beberapa cacatan yang biasa dijadikan sumber informasi tentang asal usul bahasa Melayu. Sejarah kuno negeri cina turut membuktikan tentang keberadaan bahasa Melayu tersebut. Pada awal masa  penyebaran agama Kristen. Pengembara –pengembara Cina yang berkunjung ke kepulauan Nusantara menjumpai adanya berbagai lingua franca yang mereka namai Kw’en Lun di Asia Tenggara. Salah satu di antara Kw’en Lun itu oleh I Tsing diidentifikasi didalam Chronicle-nya sebagai bahasa Melayu. Untuk keperluan perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia, Traktat London (perjanjian London) 1824 antara pemerintah Inggris dan Belanda merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Sebab pada traktat itu antara lain berisi kesepakatan pembagian dua wilayah yaitu:
a.       Semenanjung Melayu dan Singapura beserta pulau-pulau kecilnya menjadi kekuasaan colonial Inggris;dan
b.      Kepulauan Nusantara (kepulauan sunda besar: (pulau-pulau Sumatera, Jawa, sebagian Borneo/Kalimantan, dan Sulawesi). Kepulauan Sunda kecil: (pulau-pulau Bali, Lombok, Flores,Sumbawa, Sumba, sebagian Timor, dan lain-lain).kepulauan Maluku  dan sebagian Irian) menjadi kekuasaan kolenial Belanda.
“Bahasa mereka, yaitu bahasa Melayu… Bukan saja digunakan dipantai-pantai Tanah Melayu, melainkan juga diseluruh India dan di negeri-negeri sebelah timur. Di mana-manapun bahasa ini dipahami  oleh setiap orang. Bahasa ini bagaikan bahasa Perancis atau bahasa latin di Eropa, atau semacam bahasa perantara di Italia  atau di Levent. Oleh karena banyaknya bahasa digunakan, maka seseorang yang mampu bertutur dalam bahasa Melayu akan dapat dipahami orang, baik dalam negeri Persia maupun Filipina.” Untuk pembahasan ini kiranya perlu dibedakan dengan jelas antara bahasa melayu era Kerajaan Sriwijaya dan bahasa Melayu  dari sub-era Kerajaan Riau. Seperti disinggung sebelumnya bahwa bahasa era Kerajaan Sriwijaya sangat dipengaruhi oleh bahasa sanskerta karena sifat kekunoannya itu, banyak ahli bahasa menyebut bahasa pada era Kerajaan Sriwijaya itu sebagai bahasa Melayu Kuno. Sementara itu, bahasa melayu sub-era kerajaan Riau atau kerajaan Melayu Riau sama sekali tidak dipengaruhi oleh bahasa sanskerta dan memiliki ciri khas tersendiri yaitu Riau. Oleh sebab itu, bahasa ini disebut “bahasa-bahasa Melayu Riau”. Terdapat tiga periode dalam sub-era ini, seperti diuraikan berikut ini. Seperti telah dikatakan sebelumnya, tentara Kerajaan Majapahit menyerang Kerajaan Tumasik yang memaksa pusat kekuasaannya dipindahkan ke Malaka ke Semenanjung Malaya. Adat istiadat dan bahasa yang dibawah Tumasik dipertahankan, dan mulai saat itu dan seterusnya bahasa Melayu Riau berkembang dan tersebar hampir ke seluruh penjuru Semenanjung Malaya.
 Kerajaan Malaka berkibar selama hampir 100 tahun. Lokasinya yang berada dipintu gerbang Selat Malaka, yaitu rute lalu lintas pelayaran yang ramai dan penting yang menghubungkan antara Asia Timur dan Asia Barat, antara Asia Timur dan Eropa, antara Samudra India dan Laut Cina Selatan, dan antara Samudra India dan Samudra Pasifik, Malaka merupakan pelabuhan yang paling  sibuk di kawasan Asia Tenggara pada waktu itu.
Pada peralihan abad ke-15, Malaka juga menjadi  pusat penyebaran agama islam. Menjelmanya kota itu menjadi pusat penyebaran agama islam . dengan demikian, Malaka menjadi pusat dua kegiatan, yaitu perkembangan dan penyebaran bahasa Melayu, dan penyebaran ajaran agama Islam. Sebenarnya, kedua kegiatan ini terlaksana secara bersamaan, sebab para guru dan pelajar agama islam, dalam melaksanakan misinya itu, mengikuti perjalanan para pelaut dan pedagang, mempergunakan bahasa Melayu.

Pada tahun 1511, misionoris portugis menyerang dan menaklukkan Malaka yang memaksa dipindahkannya pusat kedua kegiatan tersebut. Pusat perkembangan dan penyebaran bahasa melayu dan penyebaran ajaran agama islam pindah ke Johor. Meskipun Malaka dijadikan oleh portugis sebagai pusat penyebaran agama Kristen, namun peran sebagai pusat pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu tetap berlangsung. Berkat orang Portugis, penggunaan bahasa melayu tidak terbatas hanya dikawassan Asia Tenggara saja, melainkan meluas ke pusat-pusat perdaganggan di India dan Cina Selatan. Sebagai bukti , Ar-Raniri, seorang pengarang dan teolog islam yang lahir dan besar di India telah menguasai bahasa melayu dengan baik ketika ia tiba di Aceh tahun 1637. Hal ini hanya mungkin apabila bahasa melayu telah banyak dipergunakan digujarat pada masa itu (alisyahbana dalam Fishman, 1974:394). Bahasa Melayu merambah jalannya juga ke benua Eropa dalam abad ke-16. Karena bahasa Melayulah yang dipergunakan oleh para raja atau pangeran melayu ketika berkomunikasi dengan raja Portugis. Pada waktu yang sama, St. Francis Xavier mempergunakan bahasa Melayu untuk mengajak penduduk Maluku memeluk agama Kristen. Xavier sendiri mengatakan bahwa bahasa melayu Merupakan bahasa yang dimegerti oleh hampir setiap orang.
Pada tahun 1719 Raja Kecil, dari Istana Kerajaan Johor,dipaksa memindahkan pusat kekuasaannya ke Ulu Riau, di pulau Bintang, salah satu pulau yangbergabung dalam kepulauan Riau. Pemindahan ini merupakan permulaan dari suatu dari suatu periode dalam pengembangan dan penyebaran bahasa Melayu, yaitu periode kereajaan Riau dan Lingga. Dalam periode inilah bahasa melayu memperoleh cirri ke-Riauannya, dan bahasa Melayu Riau inilah cikal bakal bahasa nasional Indonesia yang dicetuskan oleh sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Periode kerajaan Riau  dan Lingga tercatat mulai tahun 1719, ketika didirikan oleh raja kecil, sampai dengan tahun 1913, ketika kerajaan ini 200 tahun lamanya, ada tiga momentum yang penting sekali  bagi perkembangan dan persebaran bahasa Melayu Riau, yaitu tahun 1808, ketika Raja Ali Haji lahir, tahun 1857, ketika Raja Ali Haji menyelesaikan bukunya yang berjudul Bustanul Katibin, suatu tata bahasa normative bahasa Melayu Riau, dan tahun 1894, ketika percetakan Mathba’atul Riauwiyah atau Mathba’atul Ahmadiyah didirikan. Pengoperasian percetakan Mathba’atul Riauwiyah ini sangat penting karena melalui buku-buku dan pamphlet-pamflet yang diterbitkannya, bahasa melayu Riau tersebar ke daerah  lain di kepulauan Nusantara. Yang lebih penting adalah usaha pembakuan bahasa Meleyu Riau sudah dimulai. Selama perang antara perancis dan Inggris yang berlangsung di Eropa, yang berakibat Negeri Belanda sempat diduduki perancis beberapa tahun, selama itu terjadi pula perang antara kekuasaan Inggris di Asia Tenggara dan kekuasaan belanda yang tunduk kepada Pemerintah Prancis di kepulauan Nusantara dari sudut pengembangan danpenyebaran bahasa melayu, konflik antara inggris dan belanda sangat penting, karena konfrontasi antara kedua kekuasaan itu berakhir pada pembagian kawasan kepulauan Nusantara menjdi dua, yaitu bahasa Melayu Johor dan Bahasa Melayu Riau. Bahasa Melayu Riau yang merupakan bahasa ibu penduduk Kerajaan Riau dan Lingga dan pulau-pulau disekitarnya, berkembang dan menyebar dengan sangat pesat, sesuai dengan keperluan masyarakat yang  bersangkutan sebagai alat komunikasi lisan. Bahkan,sejak berlakunya persetujuan London atau Traktat London, bahasa Melayu Riau mendapatkan status yang baikdalam kesustraan dunia. Berbagai karya  kesustraan yang cukup tinggi nilainyayang ditulis oleh penutur asli bahasa melayu Riau di terbitkan pada tahun 1857, misalnya, Raja Ali Haji menerbitkan bukunya yang berjudul “Busatanul Katibin”, sebuah buku bahasa normative Melayu Riau. Buku tata bahasa ini selama berpuluh-puluh tahun di pergunakan oleh sekolah-sekolah di wilayah kerajaan Riau dan Lingga, dan singapura. Pengarang-pengarang lain yang se-zaman dengan Raja Ali Haji, misalnya, Raja Ali Tengku Kelana, Abu Muhammad Adnan, dan lain-lain juga menerbitkan karya mereka.
Publikasi karya Raja Haji dan pengarang lain dapat di anggap sebagai upaya awal dalam peroses pembakuan bahasa Melayu Riau. Bahkan pada permulaan abad ke-20 karya-karya ini dijadikan buku acuan oleh ahli-ahli bahasa Belanda. Bahasa melayu Riau yang sedang berkembang pesat dan tumbuh dengan sehat ini oleh banyak ahli bahasa disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Bahasa Melayu Riau mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh masyarakat pribumi yang bersifat multi-etnik yang mempunyai bahasa sendiri-sendiri. Disamping itu, bahasa Melayu yang sejak dulu menjdi lingua franca meningkat statusnya menjadi bahasa yang memiliki norma supra-etnik dikuasai oleh hampir semua orang yang suka berlayar atau bepergian kemana-mana.
Pada tahun 1956 terbentuk Negara Persekutuan Tanah Melayu. Peristiwa ini kemudian disusul dengan terbentuknya Negara Malaysia, yang mencakup Serawak dan Sabah (North Borneo), yang merdeka dan berdaulat, lepas dari kekuasaan Inggris. Setelah kemerdekaan dicapai, bahasa Melayu di Negara tersebut mulai memerankan fungsinya sebagai bahasa resmi, bahasa Negara, bahasa nasional, dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Fenomena ini mnenunjukan bahwa sampai saat ini bahasa melayu, baik yang sekarang menjdi bahasa Indonesia di Indonesia, bahasa Melayu di Malaysia, bahasa Melayu di Brunai, dan bahasa Melayu di Singapura, tetap berkembang dan menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi secara efektif. Bahkan, secra De-facto telah berperan sebagai bahasa komunikasi luas di Asia Tenggara. Yang diperlukan adalah pengakuan dari internasioanal (lewat PBB)  bahwa bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa yang layak dipakai sebagai bahasa komunikasi internasional atau dunia. Apabila harapan ini tercapai, berarti secara De-jure bahasa Melayu semakin mantap.

C. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan bahasa Indonesia telah beberapa kali mengalami  perubahan. Adapun ejaan yang kita gunakan pada saat ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Namun sebelum itu telah digunakan beberapa ejaan yang lain.
1.    Ejaan Van Ophuysen Ejaan ini digunakan sejak tahun 1901 sampai maret 1947 di Indonesia. Ejaan ini merupakan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin, cirri-cirinya huruf “i” untuk membedakan antara huruf I sebagai akhiran dan karenanya harus dengan diftong serperti, mulai, dengan ramai, juga di gunakan untuk huruf  “y” soerabaia. Huruf  “j” untuk menuliskan kata-kata, jang, paja, sajang dan sebagainya. Huruf  “oe” untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer,  dan sebagainya. Tanda diakritis seperti koma, ain, dan tanda, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dan sebagainya.
2.    Ejaan Republik, ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini dikenal dengan nama Ejaan Soewandi, Ciri-ciri :
a.    Huruf  “oe” diganti dengan “u” pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.
b.    Bunyi Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k’ pada kata-kata, tak, pak, rakjat, dan sebagainya. Kata ulang boleh ditulis dengan ankga 2 seperti kanak2, ber-jalan2,  ke-barat2-an. Awalan di-dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
3.    Ejaan Melindo ( Melayu Indonesia) dikenal pada tahun 1959, karena perkembanagan politik selama bertahun-tahun, berikutnya diurungkanlah peresmian ejaan ini. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan diresmikan pda tanggal 17 agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia berdasarkan keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
           



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS ANAK PERAWAN DISARANG PENYAMUN

Asiknya Belajar dan main di TBM-Rumah Baca Taka

kasiat buah avokat