BEM se Kalimantan Ngluruk ke DPRD Tarakan


Sabtu, 15 Desember 2012
BEM se Kalimantan Ngluruk ke DPRD Tarakan Massa Hanya Ditemui 2 Anggota Dewan




TARAKAN – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Kalimantan memadati halaman gedung DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Tarakan, kemarin (14/12) sekira pukul 09.15 Wita.
Massa yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi di Kalimantan itu mendesak agar permasalahan yang mendera Kalimantan, utamanya Kota Tarakan segera dituntaskan. Dalam aksinya, massa juga sempat men-sweeping atau menyisiri keberadaan 25 anggota dewan Tarakan, dan akhirnya mereka ditemui dua anggota dewan yang kebetulan berada di tempat, H Khaeruddin Arief Hidayat (Ketua Komisi I), dan Supaad Hadianto (Wakil Ketua Komisi III).
Sebelumnya, massa melakukan aksinya di badan jalan (Jalan Jenderal Sudirman) yang melintasi gedung DPRD Tarakan. Di situ massa mahasiswa melakukan orasi, dan membakar ban mobil sebagai tanda keseriusan mereka memperjuangkan pembebasan penderitaan rakyat Kalimantan, khususnya Tarakan. Massa juga menuntut ke-25 anggota DPRD Tarakan untuk segera keluar menemui mereka di luar guna menumpahkan seluruh tuntutan. Harapan mereka terwujud. Salah seorang anggota DPRD Tarakan yang tersisa di gedung DPRD Tarakan, Supaad Hadianto bersedia menemui massa.
Kepada pendemo, Wakil Ketua Komisi III DPRD Tarakan itu beralasan bahwa 24 koleganya di parlemen sedang bertugas di luar daerah, berikut alasan lainnya sehingga tak bisa menemui massa.
Lantaran kerumunan massa yang membeludak, ditambah adanya ban mobil yang terbakar, tak pelak separuh badan Jalan Jenderal Sudirman dikuasai massa hingga arus lalu lintas pun terganggu sekira 1 jam. Melihat kondisi ini, Polres Tarakan mengerahkan 1 peleton pasukan untuk mengatur kerumunan massa serta arus lalu lintas. Selanjutnya, Supaad pun bernegoisasi dengan massa untuk dapat menyerukan tuntutannya dari dalam halaman gedung DPRD. Tanpa berlama-lama, massa pun menyetujui ajakan Supaad, dan secara berbondong-bondong massa memadati halaman gedung dewan sembari mengangkat beragam warna bendera tiap universitas.
Di halaman DPRD, para koordinator aksi dari tiap universitas bergantian melakukan orasi. Ada 11 tuntutan nasional dan 5 tuntunan lokal yang mereka suarakan. Disini, selain Supaad, massa juga disambut dengan kehadiran satu orang anggota dewan lagi, yakni H Khaeruddin Arif Hidayat.
Setelah selesai menyampaikan semua tuntutan, massa dan kedua anggota DPRD tersebut menandatangani perjanjian yang diterakan diatas kertas dan spanduk panjang berwarna putih sepanjang 10 meter untuk mengawal seluruh tuntutan yang ada hingga ke tingkat pusat. “Kami optimis setiap ada tuntutan, ketika betul-betul anggota dewan mengajukan ke pusat, maka akan kami desak untuk segera direalisasikan,” tegas Koodinator Lapangan, Habil Ngewa, kemarin. 
Kalau tidak direalisasikan oleh DPRD, kata mahasiswa asal Universitas 17 Agustus Samarinda ini, mahasiswa Tarakan, bahkan se Kalimantan Utara akan terus mengawal sendiri tuntutan tersebut hingga ke tingkat pusat, dan tidak akan percaya lagi kepada kalangan dewan.
“Kami akan kembali, apabila tuntutan kami tidak digubris,” timpal Setyawan, Korlap dari Universitas Palangkaraya.
Kepada Radar Tarakan, Habil mengatakan bahwa salah satu isu yang patut diperhatikan adalah kebutuhan listrik. Dan, hasil dari kesepakatan antara massa dengan DPRD Tarakan tadi akan dibawa ke Jakarta sebagai rekomendasi ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) RI paling lambat 3 bulan setelah disuarakan.
Terpisah, Supaad Hardianto mengaku bahwa bentuk tuntutan yang dilayangkan gabungan BEM se Kalimantan kepada anggota dewan tersebut, adalah bentuk dukungan terhadap langkah dewan kedepan untuk mengatasi berbagai masalah di Tarakan.
“Demo seperti ini memberi support kepada kita semua. Jadi kalau bulan depan mereka datang lagi, hal itu lumrah saja, dan setiap saat dewan siap menerima aspirasi. Tapi kebetulan saja saat demo tadi, ada beberapa anggota dewan yang tidak berada di tempat dikarenakan kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. Saya kira kami berdua cukup bisa mewakili, mengakomodir dan klir,” urainya. 
Terkait salah satu isi tuntutan mahasiswa khusunya dari mahasiswa Tarakan, yakni krisis listrik yang mendera, Supaad menyakinkan bahwa pihaknya dan pemerintah kota tidak tidur dalam melihat dan membahas permasalahan itu. “Seperti yang saya sampaikan, pemerintah kota dan dewan tidak tidur, tetapi terus bekerja. Langkah yang dilakukan salah satunya adalah mengupayakan bagaimana PT Pertamina Bunyu untuk mensuplai gas ke Tarakan, karena suplai gas dari PT Medco masih sangat minim. Kami juga mendesak PT MKI (Manhattan Kalimantan Investment) agar mempercepat progresnya,” tukasnya.(*/asm/ndy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS ANAK PERAWAN DISARANG PENYAMUN

Asiknya Belajar dan main di TBM-Rumah Baca Taka