SINOPSIS ANAK PERAWAN DISARANG PENYAMUN



SINOPSIS ANAK PERAWAN DISARANG PENYAMUN
Karya Sutan Takdir Alisjahbana
Oleh Muhammad Azni

Disebuah hutan yang lebat hiduplah beberapa orang penyamun, yang kerjaan mereka hanyalah menyamun saja, setiap orang atau saudagar yang lewat di hutan tak lepaslah dari cengkraman mereka, sehingga pada suatau hari dengan di bekali oleh informasi  salah satu dari mereka, Samad memberi tahukan bahwa akan ada seorang saudagar yang akan pergi dari  Salembang dengan membawa uang dan perhiasan yang banyak dari hasil penjualan beberapa puluh kerbau. Dengan dikepalai oleh ketua penyamun madesing pergilah mereka untuk menjalankan aksinya. Pada saat itu haji Sahak, istri dan anak perawannya, pada hari itu tibalah mereka disebuah tempat ditengah hutan, lalu mereka bermalam untuk beristirahat guna melanjutkan perjalan besok hari ketempat kediaman mereka, sedangkan para penyamun yang telah dalam perjalan itu, Medasing, Sanip, Sohan dan Tusin. Telah tiba di tempat kediaman atau tempat peristirahatan Haji Sahak, dengan gagah berani para penyamun itu melaksanakan aksinya, lalu dalam pertarungan itu tertusuklah Haji Sahak, karena pertarungan terjadi dengan segitnya  salah satu teman penyamun itu juga tertusuk belati sehingga tak tertolongkan lagi.

Sementara, Medasing masih bertarung merebahkan Haji Sahak yang berusaha mengapai kerisnya, tapi usaha itu tak tercapai karena medasing lebih dulu  merobohkannya, lalu istri Haji Sahak, Nyi Haji Andun, berdiri dan mengamuk seketika tak tegah melihat keadaan suaminya, pada saat itu medasing terperangjat melihat keganasan dari seorang perempuan yang tiba-tiba seperti kemasukan setan buas, tapi karena tubuh Medasing begitu gagah dan kuat didorongnya istri Haji Sahak, dan pingsanlah dia, setelah itu kedua penyamun yang ada diatas pondok itu membongkar semua harta yang ada, dan tak lupa mereka mengambil semua perhiasan yang melekat pada tubuh Haji Sahak, dan sedang disudut ruang pondok itu terlihat seorang gadis yang tersembunyi namun tak kelihatan oleh Madesing akibat pertarungan dengan Haji Sahak tadinya, setelah mengambil  semua harta benda dan uang yang di bawah oleh haji Sahak, lalu mereka juga membuak senuah peti besar yang berisi pakaian dan terlihat sebuah peti kecil didalamnya, lalu diambilnya peti kecil itu untuk dibuka dipondok mereka, kemudian mereka meninggalkan pondok itu, sebelum turun dari pondok itu salah satu tersenggol lampu dinding yang sehingga menyebabkan kebakaran, Sayu yang masih bersembunyi dipojok pondok itu tak sanggup berdiam diri ketika melihat api yang akan membakar tubuh orang tuanya, lalu berteriaklah dia meminta tolong.

Dengan teriakan Sayu itulah, Medasing langsung teringat akan gadis yang dipojok pondok itu, tanpa menunggu lama dia pun langsung keatas pondok itu, dengann tanpa sadar dia memadamkan api itu dan meninggalkan Haji Sahak berserta istrinya , sedangkan Sayu anak perawan pak Haji Sahak  ditarik dan dipaksa oleh kawanan penyamun itu mengikutinya, hingga sampailah mereka ketempat kediaman mereka ditengah hutan belantara yang sunyi senyap tak berpenghuni.

Setelah tiba dipondok mereka pun langsung merebahkan diri karena lelah telah bertarung dengan haji Sahak dan anggota lainnya, sedangkan Amat yang terluka parah tertidur juga dengan tidak merasakan luka yang dideritanya akibat pertarungan itu sedangkan Sayu tertidur tanpa berpikir panjang karena terlalu capek diseret dan berjalan dengan para penyamun itu.

Pada pagi harinya Sayu, berusaha untuk kabur dari kawanan para penyamun itu, dengan perlahan dia menuju pintu menyelusuri hutan yang tak berpenghuni dan sampailah dia pada sebuah anak sungai, ketika setelah selesai membersihkan tubuhnya dia pun melanjutkan jalanya untuk kabur, namun apa daya dia tetap saja di temukan oleh Medasing mencarinya ditengah hutan. Dan sayu pun dibawah kembali kepondok, sebelum itu Samad telah bertemu dengan Sayu di hutan itu, dan berjanji akan membebaskan Sayu dari kawan-kawannya. Namun apa daya ternyata setelah dia meninggalkan Sayu untuk mengambil bagian dari temannya, medasing sudah menemukan Sayu. Dan akhirnya lenyaplah harap Samad yang ingin melarikan perawan yang cantik jelita itu.

Setelah beberapa lama Sayu hidup diantara para penyamun itu, kesedihan yang dialami kian hari semakin berkurang, sedangkan penderitaan Nyi Haji Andun pada waktu itu sudah tak memilki harta lagi, karena semua rumah dan tanah dia jual untuk membayar harga kerbau yang di ambil oleh para penyamun itu, dan kini hanya dia dan Sima yang hidup berdua di ujung desa tempat mereka tinggal jauh dari sanak saudara dan kerabatnya, namun yang meyedihkan lagi Nyi Haji Andun, sakit – sakitan memikirkan nasibnya yang semakin melarat dan ditambahkan dengan harapan akan anaknya diambil atau dibawah oleh para penyamun itu, sehingga pada suatu hari beliau termenung di depan tangga untuk menanti kedatang anaknya yang tak pasti kapan dia akan muncul, sedangkan Sima yang selalu mengingatkannya tak mampu mengobati luka yang dialami oleh Nyi Haji Andun walaupn sudah banyak cara ia lakukan namun hasilnya tetap saja sama.

Sedangkan Sayu bersama dengan para penyamun itu berusaha menghibur dirinya ditengah hutan belantara itu, pada suatu ketika medasing pergi merampok sekelompok saudagar, namun sayang usaha mereka untuk menyamun tak kesampaian, sebelum mereka merapat kepondok itu mereka telah dilihat oleh salah satu penjaga pondok itu dan melepaskan tenbakan pada mereka, dan al hasil meninggal salah satu teman mereka terkena peluruh itu, sedangkan Medasing merasakan kaget yang begitu dalam, pada saat itu Samad dengan mereka, tetapi setelah kejadian itu Samad tidak pernah kelihatan lagi batang hidungnya.  Pada suatu ketika Medasing jatuh sakit dan pada waktu itu kawannya juga semua telah mati, hanya dia dan Sayu yang ada di pondok derita itu.

Ketika itu Medasing mengalami sakit berat dan Sayu yang mengobatinya, pada awalnya Sayu meresa takut namun karena kasian dengan penderitaannya Medasing, akhirnya Sayu memberanikan diri mengobatinya. Luka yang dialami oleh Medasing ini akibat terjatuh dari jurang yang cukup dalam sehingga tangan kanannya cedera berat, dan mulai saat itu rasa sakit yang dialaminya membuat dia sadar akan hidup ini, di tambah lagi dirinya yang gagah dan kuat dirawat oleh seorang perempuan yang lemah, dan sejak itulah dia mau merubah hidupnya. Dan hubungannya dengan Sayu pun semakin akrab, dan pada suatu ketika Sayu mengajak Medasing untuk meninggalkan hutan itu, karena persediaan mereka sudah semakin kurang. Dan akhirnya medasing pun menuruti kehendak dari Sayu untuk kembali Pagar Alam kediaman orang tua Sayu. Keesokan harinya pun mereka meninggalkan hutan itu dan menuju ke pagar alam yang di katakana oleh Sayu, setelah tiba di Pagar Alam Sayu pun langsung mencari ibundanya yang telah kian lama ia rindukan. Tapi akan daya Nyi Haji Andun tergeletak sakit tak berdaya, dan dengan kehadiran Sayu membuat dia begitu bahagia sehingga tak dapat membuka matanya lagi untuk selamanya, ternyataan hanya kedatangan Sayu saja yang beliau nanti untuk menghembuskan nafas terakhirnya. Dan sejak itulah Medasing menjadi insaf dan menjadi orang terkenal dan ternama di Pagar Alam, dan dia juga telah menganti namanya Haji Karim setelah pulang dari tana suci.

Dan pada suatu hari Samad hadir di hadapannya ketika dia baru pulang dari tanah suci. Ketika itu Haji Karim mengajak Samad tinggal bersamanya di Pagar Alam, namun Samad tak ingin karena hal yang sudah lama dia pendam takut kembali berkecamuk, apalagi Sayu saat itu sudah menjadi istri Haji Karim.  Akhirnya mereka mengambil jalan masing-masing, Samad menuju anak-istrinya yang lama ditinggalkan, sedangkan haji karim menuju pagar alam, dan akhirnya haji Karim yang tadinya sebagai penyamun menjadi seorang saudagar kaya yang dermawan sekali sampai dia terkenal bukan saja di Pagar Alam tapi sampai di luar kampungnya.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asiknya Belajar dan main di TBM-Rumah Baca Taka