CERITA ANAK
AISYAH DAN ANAK KUCING
A
|
Isyah seorang anak yang berusia enam tahun, dia senang bermain dan
berjalan dihalaman rumah, yang di temani oleh baby sitternya, yang setiap hari
hanya baby sitter yang setia menemani
Aisyah. Bapak aisyah seorang pengawai negeri. Bapaknya bekerja sebagai
kepala bagian di dinas pendidikan. Ibunya seorang wartawan, yang kerjanya
setiap hari, berangkat pagi dan pulangnya di sore hari. Sehingga aisyah jarang
berada di pangkuan orang tuanya. Padahal di dalam hati aisyah dia sangat merindukan
pelukan orang tuanya. Karena setia hari orang tua aisyah pulang selalu larut
malam, dan itu aisyah telah tertidur.
Bapaknya selalu memiliki banyak
acara dihari libur, kerja bakti membersihkan kampung, berangkat keluar kota,
rapat dinas dan membersihkan rumah dan sebagainya. Begitu pun juga ibunya,
harus berbagi pekerjaan dengan bapaknya. Ibunya di waktu libur harus memasak,
memcuci baju, dan juga menyetrika pakaian. Sampai- sampai aisyah hanya disapa
saja oleh orangtuanya.
Aisyah sering berpikir kenapa
ayah dan ibunya jarang ada dirumah, beda dengan Julia anak tetangga sebelah.
Yang orang tuanya selalu ada dirumah. Bapaknya seorang penulis. Jadi setiap
hari berada dirumah dan Julia sering bermain dan bercanda dengan bapaknya. Ibu juga di rumah. Ibunya bekerja sebagai pengusaha ketringan. Sehingga
ibunya juga selalu dirumah.
“Huh,
Enaknya jadi Julia! setiap hari bisa ngumpul dengan orangtuanya. Bisa bermain
dengan ayah dan ibunya. Bisa main petat umpet, main kuda- kudaan. Dan juga
tidur bersama. Kalau aku? Hanya di temani oleh baby sitter. Walaupun aku punya
teman tiap hari , tapi aku tidak perna punya banyak waktu dengan bapak dan ibu.
Apa enaknya begini? Cuma main, nonton, belajar selalu ditemani orang lain.
Di rumah, aisyah selalu merenung.
Aisyah tidak mau menyalahkan orangtuanya. Bapak dan ibu bekerja mencari uang.
Juga mengabdi pada masyarakat dan pemerintah. Aisyah sering berpikir, apa yang
bisa dilakukannya di rumah.
Pada suatu hari aisyah dan baby sisternya berjalan – jalan di
halaman rumah, dari kejauhan terdengar suara seokor anak kucing, di samping
pagar rumah aisyah.
“Meyong….meyong….meyong”
Aisyah terkejut. Lalu dia mencari suara kucing itu. Tapi
aisyah dan baby sitternya tidak melihat anak kucing itu, lalu anak kucing itu bersuara
lagi.
“Meyong…meyong..meyong”
Mereka terus mencari anak kucing itu. Ternyata anak kucing
itu terjatuh kedalam sebuah lobang dekat pagar rumah aisyah. Lalu aisyah dan
baby sitternya menghampiri anak kucing itu. Setelah lama memperhatikan anak kucing
itu aisyah meminta baby sitternya untuk mengambil anak kucing itu. Untuk
dibawah kerumah. Lalu baby sitternya pun mengambilkan anak kucing itu dan dia juga membersihkan dan memandikan anak kucing
itu.
Setelah bulu kucing itu kering, aisyah pun menghampiri kucing
itu, sambil berkata, kucing ini lucu sekali. Kasian ibunya dimana ya. Kok dia
sendirian. Terus kenapa bisa ada di dalam lobang itu. Mungkin dia terjatuh ya,
saat lewat samping rumah tadi, atau dia di buang orang. Kasian! Nasib kucing
ini. Dia juga tidak memiliki teman. Sekarang kita berteman ya. Kamu maukan jadi
temanku. Lalu anak kucing itu mengangguk- angguk kepalanya. Bagaimana kalau
saya kasih nama kucing ini baby. Sambil tersenyum(aisyah). Ya nama kamu baby
ya…Mulai hari itu aisyah tidak sedih lagi, dia bermain dengan anak kucing dan
baby sisternya. Jika baby sisternya menyediakan makanan buat aisyah, dia
bermain dengan baby, anak kucing itu. Hari itu aisyah bermain dengan riang dan
gembira, sehingga dia kelihatan capek dan lelah, sampai- sampai dia tertidur
ditempat aisyah bermain denga anak kucing itu. Lalu baby sitter aisyah
mengendongnya kekamar tidur. Anak kucing itu juga di letakkan bersama aisyah di
tempat tidurnya.
Setelah hari itu aisyah tidak merasa sepi lagi, karena aisyah
sudah memiliki teman bermain setiap hari. Dan orang tuanya merasa senang juga
karena aisyah tak sering mengomel dan nagis jika sendirian,
Dan akhirnya aisya, bersama kucing dan keluarganya hidup
bahagia dan sejaterah…
Komentar
Posting Komentar